Rabu, 11 September 2013

Karya Tulis ' POLUSI '




BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Setiap hari kita selalu merasakan polusi udara, baik di pinggir jalan raya, dirumah, disekolah, dan di tempat umum lainnya. Semakin hari polusi udara semakin berkembang dan menyebabkan berbagai macam dampak bagi semua makhluk hidup
            Karena itu saya ingin meneliti lebih dalam tentang polusi udara ini, seperti sumber, zat, dampak dari polusi udara, dan lain-lain. Selain itu saya juga akan memberikan saran untuk mencegah polusi udara.
            Sekarang mungkin polusi termasuk dalam salah satu masalah besar, selain kemiskinan, kepadatan penduduk, dan kemacetan. Dan semua masalah itu saling berhubungan dan akan menyebakan polusi udara yang semakin parah. Padahal manusia ingin menjadikan lingkungan menjadi bersih dan bebas polusi, tapi manusia juga yang membuat polusi dan membuat lingkungan menjadi kotor.

B. Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul masalah:
1.      Apa yang menyebabkan polusi terjadi?
2.      Apa saja bentuk dari polusi udara?
3.      Siapa yang menyebabkan polusi?
4.      Apa dan siapa yang mempengaruhi polusi udara?
5.      Mengapa polusi udara merugikan seluruh makhluk hidup?
6.      Apakah tanaman dan hewan menyebabkan polusi udara?
7.      Apakah dampak dari polusi udara untuk makhluk hidup?
8.      Adakah manfaat dari polusi udara?
9.      Siapa sajakah yang harus bertanggung jawab akan polusi udara?
10.  Apa saja yang harus kita lakukan untuk mengurangi polusi udara?
11.  Mengapa kita harus peduli terhadap polusi udara?
12.  Apa saja yang harus kita hindari untuk mengurangi polusi udara?

C. Tujuan
            Tujuan dari dibahasnya masalah karya tulis ini agar orang-orang sadar akan pentingnya lingkungan, tidak membuat polusi, dan melakukan tindakan untuk mengurangi polusi udara. Selain itu, masalah ini dibahas agar kita mengetahui lebih dalam tentang polusi udara.

D. Cara Pengumpulan Data
            Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini saya mengumpulkan data dengan menggunakan cara observasi atau pengamatan dari pengalaman sehari-hari, lalu saya melakukan studi pustaka melaui internet, majalah, dan buku.

E. Ruang Lingkup
            Karya tulis ini dibatasi oleh tempat yaitu Jakarta, keadaan polusi di Jakarta. Karya Tulis ini juga dibatasi oleh waktu yaitu keadaan polusi di Jakarta pada siang hari. 

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
            Pencemaran udara atau polusi udara adalah sesuatu yang dapat mengganggu kessehatan manusia karena adanya perubahan lingkungan berupa udara atau gas secara fisik, sedangkan Wikipedia menjelaskan bahwa, “Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.Dimanapun kita berada, kita pasti akan senang apabila kita terhindar dari polusi udara. Lingkungan yang terhindar dari polusi udara akan menciptakan kenikmatan, kenyamanan, dan kesehatannya juga terjamin.
            Lingkungan yang kita tinggali juga harus terhindar dari polusi agar kita dapat tinggal dengan nyaman. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

B. Bentuk-Bentuk Pencemaran
            Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
            Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat. JICA dan BAPEDAL menjelaskan, “kendaraan bermotor

adalah penyumbang emisi CO dan SO2 terbesar di Jakarta, yang mencemari udara sebesar 599.180 dan 411.140 Ton/tahun, jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan utility/rumah tangga, industri, dan limbah padat”.

Kegiatan manusia

  • Transportasi
  • Industri
  • Pembangkit listrik
  • Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar)
  • Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

Sumber alami

 

Sumber-sumber lain

C. Zat-zat yang Terdapat pada Polusi Udara

D. Dampak dari Pencemaran Udara

Dampak kesehatan

            Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
            Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
            Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
            Selain Penyakit pernafasan bisa juga penyakit mata, itu bias terjadi apabila terjadi kebakaran hutan dan letusan gunung berapi, karena zat yang dibawa adalah asap yang mengandung debu dan zat yang beracun lainnya. Selain mata dan pernafasan, kulit juga bisa berpenyakit yang disebabkan oleh polusi udara, akibat dari efek rumah kaca.

Dampak terhadap tanaman

            Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

Hujan asam

            pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
 Dampak dari hujan asam ini antara lain:
  • Mempengaruhi kualitas air permukaan
  • Merusak tanaman
  • Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
  • Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek rumah kaca

            Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
  • Pencairan es di kutub
  • Perubahan iklim regional dan global
  • Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Kerusakan lapisan ozon

            Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
            Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.
            Dari sekian banyak dampak polusi udara, ternyata ada manfaatnya juga. Joni Lono Mulia (2006: 42) mengatakan bahwa,
“Polusi itu sangat banyak dampaknya, namun menurut saya polusi juga ada manfaatnya yaitu dapat menyadarkan manusia akan pentingnya lingkungan dan mengingatkan manusia untuk selalu menjaga lingkungannya terhindar dari polusi udara

E. Upaya Pemerintah (Jakarta) Mengatasi Pencemaran Udara
            Dalam upaya berperan serta, mendukung Pemerintah DKI Jakarta untuk menciptakan Kota Jakarta “Teguh Beriman”, maka pengelolaan lingkungan hidupyang serasi sangat diharapkan, sehingga dapat terwujud keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
            Sekarang marilah kita tinjau beberapa upaya pemerintah DKI Jakarta untuk mengatasi adanya pencemaran udara. Beberapa tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat peraturan
a. Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta no. 12 tahun 1971, isinya tentang pencegahan pengotoran udara, air, dan lepas pantai dalam wilayah DKI Jakarta.
b. Sanksinya berupa dipenjara selama-lamanya 6 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 50.000.
2. Penambahan Fasilitas
a. Kendaraan yang dapat menimbulkan pencemaran hendaknya dikurangi. Menggunakan 1 bus kota lebih baik daripada menggunakan 10 sepeda motor atau mobil. Oleh sebab itu, beberapa jalan di Jakarta menggunakan three in one, yang artinya di jam tertentu satu mobil harus dimuati diatas 3 orang. Agar dapat mengurangi polusi udara.
b. Pengangkutan sampah oleh armada sampah yang dilakukan di lokasi pengumpulan sementara LPS yang tersebar setiap kelurahan, agar lebih cepat.
3. Penghijauan
            Gerakan penghijauan merupakan sarana yang paling berdaya untuk mencegah polusi udara, karena dapat menghirup karbon dioksida yang dihasilkan oleh manusia, kendaraan, dan lain-lain. Di Jakarta sekarang ingi dibuat hutan kota yang lebih banyak, selain itu pemerintah juga menyarankan sekolah untuk melakukan penghijauan.    
F. Cara Mengurangi Polusi Udara
            Untuk mengurangi polusi dari kendaraan bermotor, banyak yang dapat kita lakukan seperti, dengan menjalani program bike to work atau bekerja menggunakan sepeda, dengan program ini kita berpengaruh banyak dalam mengurangi polusi, karena sepeda tidak memberikan polusi udara, selain itu bike to work juga dapat menghemat biaya oprasional bensin dan juga dapat berolahraga.
            Selain bike to work, kita juga bisa mengurangi polusi dengan cara menggunakan transportasi umum seperti bus trans jakarta, dan transportasi umum lainnya, karena dengan menggunakan transportasi umum dalam satu mobil terdapat puluhan orang, sehingga penggunaan mobil pribadi dapat dikurangi, dan seperti bike to work penggunaan transportasi umum dapat menghemat dan sedikit berolahraga, dengan sedikit berjalan.
            Kalau ingin tetap menggunakan mobil pribadi, anda harus rajin servis mobil sesuai jadwal yang telah diterapkan yaitu setiap mobil menempuh 10.000 km. Selain servis, mobil juga harus melakukan uji emisi udara yang dapat dilakukan di bengkel, agar bisa lulus persyaratan euro 2 yang sedang diterapkan pemerintah.
            Setelah itu kita harus menanam pohon di sekitar rumah atau halaman rumah agar rumah kita menjadi sejuk dan terhindar dari polusi, selain dirumah kalau bisa kita juga bisa menanamkan di pinggir jalan raya di sekitar perumahan kita.
            Kalau untuk polusi dari asap pabrik, yang bisa kita lakukan adalah meletakan kawasan industri di pinggiran kota dan jangan dekat dengan daerah pemukiman. Dan kita juga bisa melakukan penanaman pohon atau membuat hutan kota disekitar kawasan industri.
            Sedangkan untuk polusi udara yang bersumber dari alam seperti, letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dan lain-lain.  Untuk letusan gunung merapi kita tidak bisa menguranginya, tapi kita bisa memprediksikannya, lalu kita harus menjauh dari sekitar gunung merapi tersebut, dan kalau masih terkena debu letusan gunung berapi kita bisa menggunakan masker, sedangkan kalau kebakaran hutan kita bisa mencegah kebakaran tersebut dengan cara tidak membuang puntung rokok di sekitar hutan dan tidak membakar sampah di hutan, tapi kebakaran hutan juga bisa terjadi karena pohon yang terkena sambaran petir dan terkena cahaya matahari yang terlalu panas dan terus menerus, tapi kalau kebakaran hutan terjadi kita hanya bisa mengatasi dengan mengungsi dan memakai masker.
            Yang terakhir adalah menggunakan kendaraan yang sangat ramah lingkungan seperti mobil hybrid yaitu mobil yang sangat ramah lingkungan yang mesinnya gabungan dari system injeksi yang berbahan bakar bensin dengan baterai, tapi sayang sekali pajak mobil hybrid di Indonesia sangat mahal sehingga harganya bisa menyentuh Rp 400.000.000, padahal kalau di Jepang harganya hanya Rp 200.000.000. Selain mobil hybrid, masih banyak lagi kendaraan yang hemat lingkungan seperti dari hydrogen, sinar matahari, dan lain-lain, tapi banyak yang masih dalam penelitian.
  
 












BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
            Kesimpulan dari karya tulis ilmiah ini bahwa polusi udara itu sangat penting untuk dipikirkan agar tidak merugikan bagi anak cucu kita di masa depan, Karena itu mulai sekarang kita harus melakukan pengurangan polusi udara dengan cara yang sudah di jelaskan di karya tulis ini. Dengan begitu selain tidak merugikan anak cucu kita, juga tidak merugikan diri kita sendiri.
B. Saran
            Saran saya kepada pemerintah adalah agar makin berusaha untuk mengurangi polusi udara dengan cara menambah sarana transportasi, makin meningkatkan penghijauan, menambah hutan kota, dan mengadakan program transmigrasi agar tidak terlalu padat dan menimbulkan makin banyak polusi udara dan yang terakhir saya mengharapkan pajak mobil hybrid diturunkan, karena itu merupakan kendaraan yang sangat ramah lingkungan.
            Lalu saran saya sampaikan untuk kita semua, setelah di jelaskan mudah-mudahan semuanya  sudah sadar akan pentingnya lingkungan. Dan melakukan cara mengurangi polusi udara seperti yang sudah di jelaskan.






Daftar Pustaka
Ariati. 2007. Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta. Jakarta: Widya                   
     Utama.
Ekasaputra, Dhani. 2007. “ Back to Basic”, Auto Bild, 96:58, Desember.
Ekasaputra, Dhani. 2007. “ Bersiap Mengonsumsi BBM Terbarukan”,   
     Auto Bild, 96:60, Desember.
Mulia, Joni Lono. 2006. “Bersiaplah Menghadapi Euro 2”, Auto Bild,
      87:42, Agustus.
Nappitupulu. 2004. Health and Economic Impact of Air Pollution of
      Jakarta. Jakarta: Economic Record.
Saktiyono. 2007. IPA Biologi SMP dan MTs Jilid 2. Jakarta: Esis.












Lampiran

Lampi Tabel 1. Standard Emisi Kendaraan di Jakarta


Tahun Pembuatan
CO (%)
HC (ppm)
Karburator
Pre-1985
1986-1995
1996 and newer
4.0
3.5
3.0
1000
800
700
Injeksi
1986-1995
1996 and newer
3.0
2.5
600
500
Source: SK Gubernur DKI Jakarta 95/2000






Selasa, 18 Desember 2012

Harvest Moon



game yang lumayan seru, langsung download aja

Download






Jumat, 10 Agustus 2012

KEISTIMEWAAN EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI PANTAI PANGANDARAN JAWA BARAT TAHUN 2011

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistem yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik. Masing-masing elemen dalam ekosistem memiliki peran dan fungsi yang saling mendukung.
Hutan Mangrove merupakan elemen yang paling banyak berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan lingkungan.
Rusaknya hutan mangrove secara langsung akan melemahkan daya dukungg tanah dan lemahnya perlindungan pada pantai dan pesisir.
Namun pelestarian dan perehabilitasian merupakan dominasi dari perlindungan hutan mangrove saat ini dari kerusakan, yang disebabkan oleh berbagai factor yang sangat mendominasi.
Hal ini sangat menghawatirkan, mengingat fungsi penting hutan mangrove bagi kawasan pesisir.
Menurut UU No. 32 Tahun 2009, tak ada lagi kesalahpahaman antara pemerintah dan masyarakat, semuanya harus bersama-sama bertanggung jawab didalam pelestarian hutan mangrove.
Atas dasar hal-hal diatas penulis tertarik mengangkat masalah ekosistem hutan mangrove, karena menurut penulis ada beberapa hal yang memang harus diselidiki untuk diketahui kebenarannya.

B.     Permasalahan
Masalah yang akan dibahas didalam karya tulis ini yaitu :
1.      Apakah yang dimaksud dengan ekosistem Hutan Mangrove?
2.      Apakah fungsi dan keistimawaan Hutan Mangrove?
3.      Apakah dampak positif dan negative Hutan Mangrove?
4.      Bagaimanakah cara merehabilitasi Hutan Mangrove bila terjadi kerusakan?

C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian ekosistem Hutan Mabgrove
2.      Untuk mengetahui fungsi  dan keistimawaan Hutan Mangrove
3.      Untuk mengetahui dampak positif dan negative Hutan Mangrove
4.      Untuk mengetahui cara merehabilitasi Hutan Mangrove bila terjadi kerusakan


D.    Metodologi
1.      Waktu dan Tempat Pelelitian
Penelitian mengenai ekosistem Hutan Mangrove berlangsung pada 10 April 2011 sampai 13 April 2011 di Pantai Pangandaran, Jawa Barat.
2.      Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil sample ekosistem hutan mangrove Pantai Pangandaran, Jawa Barat.
3.      Metode yang Digunakan
a.       Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data digunakan bagi penulis untuk mendapatkan data yang akurat dan akan menjadi bahan untuk penulisan karya tulis ini. Adapun pengumpulan data tersebut melalui :
1)      Observasi
Melalui observasi penulis mendapatkan beberapa data sesuai dengan apa yang ada dilapangan, misalnya seperti kondisi hutan mangrove dan beberapa habitat binatang yang ada dipesisir hutan mangrove.
2)      Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mencari sumber dari buku dan internet.


b.      Metode Analisis Data (Analisis Deskriptif Kualitatif)
Untuk membahas atau menganalisis permasalahan dalam karya tulis ini, penulis menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif. Artinya penulis hanya memberikan pemaparan secara umum sesuai dengan kualitas yang ada, tanpa menggunakan sistematik angka.

E.     Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :
-          BAB I  tertuliskan PENDAHULUAN; A.Latar Belakang,, B. Permasalahan, C. Tujuan, D. Metodologi, E. Sistematika Pembahasan.
-          BAB II tertuliskan HASIL DAN PEMBAHASAN; A. Deskripsi Teori (menjelaskan judul berdasarkan pendapat para ahli), B. Hasil Pengamatan (menjelaskan tentang gambaran lokasi dan nenuliskan data sesuai dengan kenyataan), C. Pembahasan (menuliskan hasil data dengan kolaborasi antara pendapat para ahli, data lokasi, dan pendapat penulis).
-          BAB III tertuliskan KESIMPULAN (menarik kesimpulan pembahasan dalam hubungannya dengan permasalahan atas dasar hasil pengamatan), SARAN (penulis mengajukan pendapatnya tentang hasil pengamatannya di lapangan)







                  BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Teori
Menurut pendapat Davis 1995 ekosistem Hutan Mangrove atau hutan mangrove bakau merupakan vegetasi hutan yang tumbuh di daerah pantai dan sekitar muara sungai yangsecara teratur digenangi oleh air laut yang dipengaruhi pasang surut.
Hutan mangrove juga memiliki keistimewaan yaitu sebagai pelindung pantai, dan hutan mangrove juga berperan penting dalam penyelamatan daerang pesisir (Buku IPA Terpadu SMP/MA kelas 2 semester II).

B.     Hasil Pengamatan
Dari pengamatan yang telah dilakukan penulis, hasil yang di dapat yaitu sebagai berikut:
1)      Gambaran Lokasi
Pantai Pangandaran merupakan pantai yang berada di selatan Jawa Barat, Ciamis dengan letak astronomi antara 108 derajat Bujur Timur dan 7 derajat Lintang Selatan. Topologi kawasan ini mulai dari landai sampai berbukit kecil dengan ketinggian tempat rata-rata 0-147 meter dari permukaan laut.
Dan pesisir hutan mangrove terletak kurang lebih 1 km dari daratan Pantai Pangandaran.
2)       Ekosistem Hutan Mangrove adalah suatu habitat alami berbagai satwa dan tempat berlindungnya biota perairan.
3)      Fungsi dan keistimewaan yang nampak pada hutan mangrove Pantai Pangandaran yaitu dijadikannya hutan mangrove sebagai  pelindung berbagai satwa, contohnya yaitu habitat monyet berekor panjang. Dan habitat monyet berekor panjang inilah yang mendominasi satwa yang ada di hutan mangrove. Selain itu hutan mangrove juga dijadikan suatu tampat wisata bagi para pengunjung Pantai Pangandaran. Dengan keindahan dan keunikan yang dimiliki hutan mangrove, membuat para pengunjung Pantai Pangandaran berniat untuk berkunjung ke hutan mangrove tersebut.
4)       Menurut fakta yang ada, hutan mangrove di  Pantai Pangandaran memiliki dampak positif dan dampak negative. Dampak positifnya yaitu dijadikannya hutan mangrove sebagai tempat rekreasi dan dapat dijadikan sample penelitian. Dengan berkunjung di hutan mangrove kita bisa mendapat beberapa informasi dan pengetahuan yang sebenarnya penting untuk kita ketahui. Sedangkan  dampak negatifnya yaitu terjadinya pencemaran lingkungan daerah pesisir yang disebabkan oleh perbuatan manusia khususnya para pengunjung hutan mangrove Pantai Pangandaran. Hal ini juga menyebabkan pencemaran laut.
5)      Dalam pengamatan secara langsung di lapangan penulis memang tidak melihat secara langsung kegiatan perehabilitasian hutan mangrove, tapi penulis menemukan satu bukti bahwa hutan mangrove tersebut pernah direhabilitasi oleh pemerintah dan hutan mangrove di Pantai Pangandaran pun telah diakui kedaannya, ditandai dengan sebuah batu yang tertuliskan suatu pernyatan bahwa hutan mangrove tersebut telah dilindungi oleh pemerintah.

C.    Pembahasan
1.      Pengertian Ekosistem Hutan Mangrove
Menurut pendapat Davis (1995) ekosistem Hutan Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh di daerah pantai dan sekitar muara sungai yang secara teratur digenangi oleh air laut yang dipengaruhi pasang surut. Mangrove tidak dapat tumbuh di pantai yang terjal, berombak besar atau yang mempunyai pasang surut tinggi dan berarus deras.
Pada kenyataannya kondisi fisik ekosistem hutan mengrove memang seperti itu adanya.
Menurut penulis sendiri hutan mengrove itu merupakan suatu kawasan yang terdapat di daerah pesisir pantai yang landai, dan merupakan suatu habitat berbagai satwa.



2.      Fungsi dan Keistimewaan Hutan Mangrove
Pada umumnya suatu ekosistem pasti memiliki fungsi dan keistimewaan tersendiri, begitu pun dengan hutan mangrove.
Claridge (1995) berpendapat mengenai fungsi dan keistimewaan hutan mangrove, ada pun pendapat beliau yaitu sebagai pelindung pantai, sebagai habitat jenis-jenis satwa, untuk kegiatan penalitian dan pendidikan, dan berperan dalam mendukung berlangsungnya proses ekologi, geomorfoligi, atau geologi.
Jika dilihat secara nyata, fungsi dan keistimawaan hutan mangrove memang benar-benar ada. Contohnya hutan mangrove merupakan habitat jenis-jenis satwa, berbagai jenis burung hidup disana, dan habitat monyet berekor panjang yang mendominasi habitat hewan lainnya. Dan juga nampak bahwa hutan mangrove dijadikan tempat penelitian oleh kalangan mahasiswa yang berkunjung ke sana.
Dan penulis pun setuju dengan pendapat Claridge atau pun kondisi yang sebenarnya bahwa hutan mangrove memiliki berbagai fungsi dan keistimewaan.





3.      Dampak Positif dan Negatif Hutan Mangrove
Dampak positif yaitu suatu keadaan atau hasil dari suatu perilaku atau tidakan yang bernilai posiitif, sedangkan dampak negative yaitu suatu keadaan atau hasil dari suatu perilaku atau tindakan yang bernilai negative (Buku Sastra Dan Bahasa).
Hutan Mangrove memiliki dampak positif dan dampak negative. Dampak positifnya yaitu bagi daerah atau bagian pesisir yang ditanami mangrove, karena bila terjadi kerusakan, kerusakan tersebut akan relative kecil dibandingkan dengan daerah yang tidak ditanami mangrove. Bila disorot dari segi ekonomis, hutan mangrove sekaligus merupakan kawasan wisata yang menarik di daerah pesisir. Seperti yang terlihat pada kondisi saat ini, hutan mangrove dijadikan sebagai tempat rekreasi atau tempat wisata.  Hal ini sangat didukung oleh banyak pihak dan masyarakat.
Selain dampak positif, ada pun dampak negative dari hutan mangrove itu sendiri, yaitu kerusakan hutan.
Kerusakan hutan seperti abrasi, erosi pantai,banjir rob, dan pendangkalan muara sungai.
Semua itu terjadi karena rusaknya daerah pendukung daya tahan tanah pesisir seperti ekosistem mangrove, dan secara langsung akan melemahkan daya dukung tanah dan lemahnya perlindungan pada pantai dan daerah pesisir.
Dan bila mangrove mengalami kerusakan yang parah dan tidak dapat diatasi lagi akan berdampak fatalbagi daerah pesisir, misalnya akan terjadi tsunami.

4.      Cara Merehabilitasi Hutan Mangrove Bila Terjadi Kerusakan
Dalam merehabilitasi mangrove yang diperlukan adalah master plan yang disusun berdasar data objektif kondisi biofisik dan social (Natarina 1995).
Selain itu juga diperlukan ketentuan green belt agar ekosistem mangrove yang terbangun dapat memberikan fungsi yang optimal, dan sebagai salah satu sarana mengantisipasi terjadinya tsunami.
Dan pelaksanaan rehabilitasi mengrove di lapangan di mulai dari penanaman, pemeliharaan, dan pengawasan. Kegiatan itu harus melibatkan kelompok-kelompok mesyarakat pengelola dan pelestari mangrove di wilayah setempat. Hal ini sekaligus sebagai sosialisasi dan penyuluhan dengan meningkatkan wawasan dan kesadaran masyarakat pesisir dan membentuk rasa memiliki atau sense belonging masyarakat akan hutan mangrove.
















BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A.    SIMPULAN
Setelah pembahasan masalah dari bab-bab terdahulu, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Ekosistem Hutan Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh di daerah pantai dan sekitar muara sungai yang secara teratur digenangi air laut yang dipengarui psang surut.
2.      Hutan Mangrove memiliki banyak fungsi, keistimawaan, serta peranan ekologi, ekonomis, dan social yang sangat penting dalam mendukung pembangunan wilayah pesisir.
3.      Hutan mangrove memiliki dampak positif dan dampak negative yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hutan mangrove itu sendiri.
4.      Kegiatan rehabilitasi di prioritaskan sebelum dampak negative dari hilangnya mangrove ini meluas dan tidak dapat diatasi (tsunami, abrasi, pencemaran, penyebaran penyakit).





B.     SARAN
Penulis sangat prihatin dengan keberadaan hutan mangrove saat ini, oleh karena itu saran penulis bagi pihak dan instansi sebagai berikut:
1.      Masyarakat perlu diberikan bimbingan dan penyuluhan tentang arti penntingnya hutan mengrove pada kehidupan ini, terutama kehidupan di masa yang akan datang.
2.      Pemerintah dan masyarakat harus saling mendukung dalam mengelola dan menjaga kelestarian lingkungan hidupnya dan kelestarian hutan mangrove.















Versi Mobile